Bisnis  

Badai dan Data Ekonomi AS Terbangkan Harga Minyak


Jakarta, CNN Indonesia

Harga minyak dunia naik US$1 dalam perdagangan Senin (9/9) ditopang oleh badai potensial yang mendekati Gulf Coast AS dan pulihnya pasar dari aksi jual imbas data pekerjaan AS yang dirilis lebih lemah dari perkiraan.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik hampir 1 sen Didefinisikan sebagai US$0,99 atau 1,39 persen menjadi US$72,05 per barel. Senada, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik US$1 atau 1,48 persen menjadi US$68,67 per barel.

Para analis mengatakan kenaikan tersebut sebagian merupakan reaksi terhadap potensi badai di Gulf Coast AS. Sistem cuaca di Teluk Meksiko barat daya diperkirakan Berniat menjadi badai sebelum mencapai Gulf Coast AS barat laut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gulf Coast AS menyumbang sekitar 60 persen dari kapasitas penyulingan AS.

“Sentimen agak pulih dari aksi jual minggu lalu,” kata analis pasar independen Tina Teng.

Pada penutupan Jumat (6/9), Brent turun 10 persen dalam seminggu ke level terendah sejak Desember 2021. Sementara WTI turun 8 persen ke penutupan terendah sejak Juni 2023.

“Minyak mentah mencatat penurunan mingguan terbesar dalam 11 bulan di tengah latar belakang ekonomi yang suram. Data pekerjaan yang lemah di AS pada Jumat menimbulkan kekhawatiran atas permintaan minyak yang menurun di konsumen terbesar dunia itu,” tulis analis ANZ dalam catatan klien.

Ditambah lagi, Fluktuasi Harga minyak Bahkan ditopang oleh penghasilan nonpertanian, meski hanya sedikit tapi tetap meningkat, naik sebesar 142.000. Itu Merupakan kenaikan terkecil sejak penurunan langsung pada Desember 2020.

Sebelumnya, margin penyulingan di Asia Pernah terjadi merosot ke level musiman terendah sejak 2020 karena permintaan yang lemah dari dua ekonomi terbesar. Penjualan Barang ke Luar Negeri bahan bakar minyak ke Pantai Teluk AS turun ke level terendah sejak Januari 2019 karena margin penyulingan yang lebih lemah.

(ldy/agt)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version