Jakarta, CNN Indonesia —
Negara-negara di seluruh dunia Sebelumnya mulai mengembangkan senjata laser berkekuatan tinggi untuk misi militer di darat, laut, udara, maupun luar angkasa.
Amerika Serikat, China, dan Rusia jadi negara yang paling bersaing mengembangkan teknologi senjata laser. Era Pertempuran laser seperti yang diangkat dalam Layar Lebar Star Wars pun semakin dekat Manakala pengembangan teknologi senjata itu semakin signifikan.
Umumnya, pengembangan senjata laser dilakukan untuk menciptakan alternatif Lini belakang dari drone yang marak dipakai di medan tempur belakangan. Biasanya, drone-drone ini dihalau menggunakan rudal. Meskipun demikian, biaya produksi rudal terlampau mahal dan bentuknya pun makan tempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senjata laser sementara itu dinilai lebih Ekonomis biaya dan Ekonomis ruang penyimpanan.
Dilansir dari The Conversation, salah satu keuntungan utama senjata laser berenergi tinggi Merupakan bahwa mereka Menyajikan magasin atau kotak peluru tak terbatas.
Tidak seperti senjata tradisional lain contohnya pistol dan meriam yang memiliki jumlah amunisi terbatas, laser berenergi tinggi dapat terus menembak selama memiliki tenaga listrik.
Angkatan Darat Amerika Serikat Pada Saat ini Bahkan Sebelumnya mulai mengerahkan laser berenergi tinggi berbasis truk untuk menembak jatuh berbagai target seperti drone, helikopter, mortir, dan roket.
Salah satu laser itu Disebut juga laser berkekuatan 50 kilowatt yang dipasang pada kendaraan tempur infanteri Stryker, yang diuji Angkatan Darat AS di Timur Tengah pada Februari lalu.
Angkatan Laut AS Bahkan Sudah mengerahkan laser berkekuatan tinggi berbasis kapal untuk mempertahankan diri dari kapal permukaan laut yang kecil dan bergerak Ekonomis, serta dari rudal dan pesawat nirawak.
Pada Agustus 2022 lalu, Angkatan Laut AS memasang senjata laser berkekuatan 60 kilowatt pada kapal perusak USS Preble.
Angkatan Udara AS Bahkan tak ketinggalan. Mereka Pada saat ini Bahkan Pada Saat ini Bahkan sedang mengembangkan laser berenergi tinggi pada pesawat untuk misi serang dan Lini belakang.
Pada 2010, Angkatan Udara AS menguji laser berkekuatan megawatt yang dipasang pada Boeing 747. Senjata itu Berhasil mengenai rudal balistik saat diluncurkan.
Angkatan Udara Washington pun Pada Saat ini Bahkan Pada Saat ini Bahkan sedang mengerjakan sistem senjata laser yang lebih kecil untuk dipasang pada pesawat tempur.
Selain AS, Rusia Bahkan tampaknya Pada Saat ini Bahkan sedang mengembangkan laser berenergi tinggi berbasis darat yang bertujuan “membutakan” satelit musuh.
Keterbatasan senjata laser
Meski menggiurkan, pengembangan senjata laser sendiri pada faktanya memiliki tantangan tersendiri terutama bagi militer.
Senjata laser Wajib memiliki daya yang tinggi untuk bisa menciptakan efek yang berguna dari jarak jauh.
Tidak seperti laser industri yang Mungkin hanya berjarak beberapa inci dari target, operasi militer melibatkan jarak yang sangat jauh.
Untuk bertahan melawan ancaman yang datang seperti mortir atau perahu kecil, senjata laser Wajib menyerang targetnya sebelum dapat menimbulkan kerusakan.
Meskipun demikian, untuk menghantam dan membakar objek pada jarak yang Terpercaya, diperlukan daya puluhan Sampai sekarang ratusan kilowatt dalam sinar laser. Prototipe senjata laser terkecil butuh daya 10 kilowatt, yang kira-kira setara Kendaraan Pribadi listrik.
Sementara, senjata laser berkekuatan tinggi terbaru yang Pada Saat ini Bahkan sedang dikembangkan membutuhkan daya 300 kilowatt, jumlah yang cukup untuk memberi daya pada 30 rumah.
Lebih dari itu, laser Bahkan menghasilkan Sebanyaknya besar panas buangan yang Harus dikelola. Laser berenergi tinggi hanya memiliki efisiensi Unggul sebesar 50 persen.
Ini artinya laser berenergi tinggi memerlukan pembangkitan daya dan infrastruktur pendinginan yang ekstensif yang membatasi jenis efek yang dapat dihasilkan dari berbagai platform militer.
Truk Angkatan Darat dan jet tempur Angkatan Udara memiliki ruang paling sedikit untuk senjata laser berenergi tinggi, sehingga sistem ini terbatas pada target yang membutuhkan daya yang relatif rendah, seperti menjatuhkan pesawat tanpa awak atau melumpuhkan rudal.
Kapal dan pesawat yang lebih besar mampu menampung laser berenergi tinggi yang lebih besar dengan potensi membakar lubang di kapal dan kendaraan darat. Sistem berbasis darat permanen memiliki kendala paling sedikit dan karenanya memiliki daya tertinggi, sehingga berpotensi memungkinkan untuk menyilaukan satelit yang jauh.
Batasan penting lainnya Disebut juga terkait konsep magasin tak terbatas. Truk, kapal, atau pesawat Harus membawa sumber daya untuk laser Bila ingin menggunakannya. Kapasitas sumber daya sendiri terbatas sehingga laser hanya bisa digunakan untuk jangka waktu terbatas sebelum Harus diisi ulang kembali baterainya.
Ada pula batasan mendasar untuk senjata laser berenergi tinggi, salah satunya yaitu efektivitas berkurang ketika hujan, kabut, dan asap. Sinar laser Bahkan Harus tetap terkunci pada targetnya selama beberapa detik untuk Berhasil menimbulkan kerusakan.
Prototipe senjata laser Pada Saat ini Bahkan Bahkan menjadi tantangan, khususnya mengenai perawatannya di medan Pertempuran.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Pada waktu yang akan datang, senjata laser berenergi tinggi kemungkinan bakal terus berkembang dengan tingkat daya yang lebih tinggi sehingga Berniat Memperjelas jangkauan target yang dapat diserang.
Ancaman yang muncul dari peluncuran pesawat nirawak dalam konflik di Timur Tengah dan Ukraina pun membuat laser berenergi tinggi lebih Mungkin digunakan untuk keperluan nonmiliter seperti melindungi masyarakat dari serangan teroris.
(blq/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
