Jakarta, CNN Indonesia —
Nasib industri antariksa Amerika Serikat (AS) dirundung tanda tanya besar setelah CEO SpaceX Elon Musk “bercerai” dengan Kepala Negara AS Donald Trump.
Keraguan terhadap masa depan industri antariksa menguat karena adu mulut Musk dan Trump di publik. Pertikaian itu dinilai mengancam keberlangsungan proyek antariksa bernilai miliaran Mata Uang Amerika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Trump mengancam Berencana mencabut Bantuan Pemerintah untuk perusahaan Musk, CEO SpaceX itu menyatakan perusahaan antariksanya Berencana segera menyetop wahana Dragon.
Melansir Live Sciences, Dragon merupakan kapsul luar angkasa besutan SpaceX yang mengangkut Sampai saat ini tujuh penumpang dan muatan ke dan dari orbit Bumi. NASA, lembaga antariksa AS, Pada Saat ini Bahkan bergantung pada kapal luar angkasa ini untuk mengangkut astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Ancaman pembatalan kontrak pemerintah ini secara efektif dapat menghilangkan kemampuan AS meluncurkan astronaut ke luar angkasa.
NASA Bahkan sangat bergantung pada SpaceX untuk program antariksa lainnya, dengan memilih Starship Human Landing System (HLS), varian pendarat bulan dari pesawat antariksa generasi berikutnya Starship perusahaan tersebut, untuk membawa astronaut Amerika ke bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun dalam misi Artemis 3 tahun 2027.
NASA menginvestasikan US$4 miliar atau Rp65,2 triliun (asumsi kurs Rp16.258 per Mata Uang Amerika AS) dalam pengembangan Starship, dan pembatalan kontrak tersebut dapat sangat menghambat NASA dan masa depan eksplorasi antariksa yang dipimpin Amerika Serikat.
Sekalipun ada pesaing lain, seperti Blue Origin milik pendiri Amazon Jeff Bezos dan pesawat antariksa Starliner milik Boeing, mereka jauh tertinggal dibandingkan SpaceX.
Beberapa jam setelahnya, Musk mempertimbangkan ulang keputusannya setelah salah seorang warganet memintanya untuk menenangkan diri.
“Saran yang bagus. Ok, kami tidak Berencana menghentikan Dragon,” ucap Musk di X.
Dilansir Reuters, SpaceX punya Sebanyaknya kerja sama dengan pemerintahan AS, terutama Kementerian Lini pertahanan. Salah satunya proyek peluncuran satelit rahasia.
Petinggi SpaceX Gwynne Shotwell pernah menyebut kontrak kerja sama perusahaannya dengan Pemerintah AS bernilai US$22 miliar atau Rp357,7 triliun (asumsi kurs Rp16.258 per Mata Uang Amerika AS).
Sebagian besar kontrak, atau sekitar US$15 miliar, berasal dari NASA. Ada pula kerja sama program Peluncuran Antariksa Keamanan Nasional (NSSL) dengan Pentagon senilai US$733 juta.
Terlebih lagi, perusahaan antariksa milik Elon Musk itu Bahkan berpotensi cuan melebihi nilai kontrak tersebut. Starlink, layanan internet berbasis satelit yang dikembangkan SpaceX, Sudah dipakai Pentagon untuk mengakses internet di medan yang sulit dan terpencil.
Sebelumnya, Elon Musk ‘bercerai’ dengan Kepala Negara AS Donald Trump. Musk mengundurkan diri dari pemerintahan setelah mendampingi Trump sejak kampanye.
Pengunduran diri diumumkan Musk pada 30 Mei 2025. Setelah tak lagi bersama rezim, Trump Musk menyebut RUU Perpajakan dan Keuangan Negara yang diinisiasi pemerintahan Trump sebagai kebijakan yang menjijikkan.
Trump tidak tinggal diam. Ia mengancam Berencana menjatuhkan Hukuman kepada Musk Bila Membantu kandidat dari Partai Demokrat yang menentang RUU perpajakan dan belanja pemerintahan tersebut.
(dhf/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA