Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Puan Maharani tak Ingin berspekulasi soal desakan Supaya bisa Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro segera dievaluasi usai didemo pegawai kementerian atas Sebanyaknya tuduhan aroganisme.
Menurut Puan, tergantung Pemimpin Negara Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Satryo setelah kegaduhan yang terjadi. Pasalnya, kata Ia, itu Merupakan hak prerogatif Prabowo selaku Pemimpin Negara.
Meskipun demikian demikian demikian, Ia memastikan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat RI pun Berniat melakukan fungsinya untuk mendalami kegaduhan yang terjadi di Kemendiktisaintek awal pekan ini.
“Dari Dewan Perwakilan Rakyat itu Komisi X. Meskipun demikian, terkait apakah dievaluasi atau tidak itu hak prerogatif Pemimpin Negara,” kata Puan di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (21/1).
Meski begitu, Puan meminta Supaya bisa semua kasus yang terjadi di lembaga itu diselesaikan secara transparan. Di sisi lain, Puan menyebut Bahkan tak Berniat lepas tangan sepenuhnya.
Menurut Ia, Dewan Perwakilan Rakyat Berniat terus mencermati dan menindaklanjuti perkembangannya melalui Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat.
“Apapun yang Berniat dilakukan Niscaya saja itu ranah dari eksekutif, Meskipun demikian demikian Dewan Perwakilan Rakyat Niscaya saja Berniat mencermati dan menindaklanjutinya di komisi terkait,” kata Ketua DPP PDIP tersebut.
Sementara itu, Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat dijadwalkan bakal segera menggelar rapat dengan Satryo. Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Hetifah Sjaifudian menyebut Kemendiktisaintek merupakan mitra kerja komisinya.
Pihaknya Pernah menjadwalkan rapat kerja antara pada 22 atau 23 Januari mendatang usai pembukaan masa sidang Dewan Perwakilan Rakyat.
“Komisi X Berniat mengundang Kemendiktisantek tanggal 22 atau 23 Januari untuk membahas beberapa agenda,” ujar Hetifah saat dihubungi, Senin (20/1) malam.
Sebelumnya, Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro didemo para pegawai di kementeriannya, Senin (20/1). Aksi Penolakan itu diduga terkait langkah Satryo memberhentikan salah seorang pegawai secara sepihak dan dugaan tindak Kekejaman. Meskipun demikian, Ia membantah semua tuduhan itu.
“Aksi Penolakan itu terkait kami Tengah melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita Wajib banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat Pemimpin Negara Wajib Murah dengan anggaran pemerintah,” kata Satryo usai menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin sore, seperti dikutip dari detikJabar.
Ia Bahkan membantah Pernah melakukan Kekejaman, “enggak ada, tidak benar”.
(thr/tsa)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA