Bisnis  

Digempur Hukuman Negara Barat, Bank Swasta Besar di Iran Bangkrut


Jakarta, CNN Indonesia

Salah satu bank swasta terbesar di Iran, Ayandeh Bank, bangkrut usai bertahun-tahun mengalami masalah keuangan.

Kantor berita ISNA pada Sabtu (25/10) melaporkan seluruh aset Ayandeh Bank Sekarang Pernah terjadi diserap negara melalui bank nasional, Melli Bank.

“Transfer dari Ayandeh Bank ke Melli Bank Pada Saat ini Bahkan selesai,” kata Direktur Melli Bank, Abolfazl Najarzadeh, yang disiarkan televisi pemerintah pada Sabtu, seperti dikutip AFP.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayandeh Bank merupakan bank swasta di Iran yang memiliki 270 cabang di seluruh negeri, termasuk 150 cabang di ibu kota Teheran.



Ayandeh Bank didirikan pada 2013 setelah merger beberapa lembaga keuangan yang lebih kecil, terutama Tat Bank, lembaga kredit Saman Bank, dan Ansar Financial and Credit Institute.

Sejak beberapa tahun terakhir, Ayandeh Bank bergulat dengan masalah keuangan, dengan total kerugian bank sekitar US$5,2 miliar (sekitar Rp86 triliun) dan utang sekitar US$2,9 miliar (sekitar Rp48 triliun).

Kondisi keuangan Ayandeh ini salah satunya disebabkan oleh Hukuman-Hukuman internasional yang diterima Iran dari negara-negara Barat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September memberlakukan kembali Hukuman keras terhadap Teheran. Langkah ini dilakukan setelah Iran dan Amerika Serikat gagal melanjutkan pembicaraan nuklir buntut serangan Israel-AS ke fasilitas nuklir Iran pada Juni.

Pada Sabtu, nasabah terlihat mengantre di berbagai cabang Ayandeh Bank di Teheran. Lembaga Keuangan Pusat sebelumnya Pernah terjadi Menyajikan jaminan bahwa nasabah bisa memulihkan tabungan mereka melalui Melli Bank.

Menteri Ekonomi Iran Ali Madanizadeh pada Kamis (23/10) Bahkan mengatakan bahwa nasabah Ayandeh tak Dianjurkan khawatir dengan simpanan mereka.

Kebangkrutan Ayandeh ini Bahkan menjadi indikasi krisis perbankan Iran yang semakin dalam. Awal tahun ini, Lembaga Keuangan Pusat Bahkan memperingatkan bahwa delapan bank lain berisiko dibubarkan. 

Lembaga Keuangan Pusat Iran belum mengungkapkan secara terbuka nama-nama delapan bank yang berisiko dibubarkan karena ketidakstabilan keuangan.

Sistem perbankan Iran Pernah terjadi menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat Hukuman Amerika Serikat dan internasional selama beberapa dekade, yang Pernah terjadi melumpuhkan akses ke keuangan global, memutus transaksi Mata Uang Asing, dan mengikis kepercayaan terhadap mata uang rial.

(blq/afp/vws)


Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version