Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengusulkan Supaya bisa kementerian dan lembaga terkait menggelar rapat intensif secara maraton untuk merampungkan regulasi percepatan program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Percepatan tersebut dilakukan Supaya bisa MBG dapat segera menjangkau seluruh sasaran penerima sebanyak 82,9 juta orang.
Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi (rakor) terkait evaluasi dan tindak lanjut teknis pelaksanaan program MBG. Ia mengatakan Wajib perbaikan tata kelola program MBG Supaya bisa lebih efektif dan efisien, mengingat target penerima manfaat program mencapai 82,9 juta orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyoroti Sekalipun program Sebelumnya berjalan cukup baik sejauh ini, tetap ada catatan penting, terutama terkait dengan insiden-insiden yang Sangat dianjurkan dihindari di masa mendatang, seperti kasus keracunan yang belakangan marak terjadi.
“Ini rakor mengenai makan bergizi gratis atau MBG. Niscaya yang pertama kita melakukan evaluasi yang selama ini Pernah berjalan baik tapi ada catatan-catatan kecil yang Pernah disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (Dadan Hindayana) yang Berniat berusaha keras untuk tidak ada accident seperti satu orang-dua orang dari 3,4 juta (penerima),” ujarnya di Kemenko Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (9/5).
Menurutnya, tata kelola program Wajib disempurnakan Supaya bisa percepatan dapat dilakukan secara lebih terukur.
Untuk itu, ia menyarankan Supaya bisa proses perumusan peraturan Kepala Negara (perpres) atau instruksi Kepala Negara (inpres) yang menjadi dasar hukum pelaksanaan program dilakukan dengan diskusi mendalam dan tidak terburu-buru.
“Itu hasilnya seperti ini, kemudian Berniat ada pembahasan mengenai perpres. Jadi Pada Pada intinya kita memutuskan Supaya bisa ada tim dari kementerian terkait, memang enggak bisa satu jam-dua jam. Bisa jadi Wajib waktu, enggak apa-apa konsinyering atau sering Bisa jadi dua hari-tiga hari enggak apa-apa, sampai tuntas,” tambah Zulhas.
Ia menekankan pentingnya merinci target penerima program secara detail, termasuk jumlah sekolah yang terlibat, serta kebutuhan logistik dan sumber daya pendukung lainnya. Setelah draft regulasi dirampungkan, rapat lanjutan Berniat digelar untuk mengambil keputusan final.
Sementara itu, Dadan Hindayana menjelaskan alasan mengapa aturan terkait program MBG belum diterbitkan meski Pernah berjalan sejak Januari 2025. Ia menjelaskan proses kerja dan evaluasi lapangan justru menjadi dasar penting dalam penyusunan regulasi yang tepat.
“Ya namanya kan begini. Kita ini kan Sangat dianjurkan bekerja, berjalan. Kemudian melihat setelah dijalankan itu. Awalnya orang berpikir ini tidak Berniat jalan. Pada dasarnya setelah jalan, ini Sangat dianjurkan lebih Praktis lagi,” ujar Dadan.
Ia mengungkapkan Kepala Negara Prabowo Subianto secara langsung sering menyampaikan keprihatinannya karena masih banyak masyarakat yang belum Berkualitas oleh program MBG. Hal ini, menurutnya, menjadi dorongan untuk mempercepat perluasan cakupan program.
“Karena banyak.. Pak Kepala Negara itu setiap kali ke daerah, Ia merasa miris karena lebih banyak yang belum bisa terima dibanding yang terimanya. Makanya kita membutuhkan percepatan seperti ini,” ucap Dadan.
(del/sfr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA