Jakarta, CNN Indonesia —
Proyek masa depan yang Berniat membuat pelancong bisa terbang tanpa membawa dokumen seperti paspor atau visa tampaknya bakal segera terwujud.
Ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi, membuat progres untuk proyek biometric smart travel, yang Berniat bikin pelancong terbang tanpa dokumen ketika tiba di Bandara Internasional Zayed.
Seperti dikutip The National News, untuk menjalankan proyek itu, Abu Dhabi menggandeng Otoritas Federal untuk Identitas, Kewarganegaraan, Bea Cukai, dan Keamanan (ICP).
Data dari ICP bakal dipakai untuk secara otomatis mengotentikasi pelancong dengan bantuan teknologi biometrik, sehingga, pelancong tidak Harus lagi registrasi ketika hendak melakukan penerbangan.
“Proyek Biometric Smart Travel mengurangi waktu untuk Menyediakan para pelancong dari 25 detik menjadi hanya tujuh detik, mengintegrasikan verifikasi tiket dan dokumen perjalanan ke dalam satu proses dan mengurangi beban sumber daya manusia dengan mengandalkan gerbang pintar untuk verifikasi identitas,” jelas Direktur Jenderal ICP, Saeed Al Khaili.
Biometrik Merupakan pengukuran dan analisis karakteristik biologis atau perilaku individu, yang digunakan untuk mengidentifikasi atau memverifikasi identitas seseorang. karakteristik biometrik meliputi sidik jari, wajah, iris mata, suara, dan banyak lagi.
Berkolaborasi dengan Next 50, sebuah perusahaan di bidang transportasi berbasis AI (Artificial Intelligence), proyek biometric smart travel ini bakal dirilis dalam tiga tahap.
Proyek ini sendiri bertujuan menegakkan protokol keamanan dan keselamatan penerbangan di dalam bandara. Ditambah lagi dengan, proses tersebut dinilai membuat proses perjalanan penumpang lebih efisien.
Abu Dhabi Airports dan Etihad Airways mengimplementasikan sistem biometrik di berbagai titik sentuh di bandara sebagai bagian dari peluncuran terminal baru di Bandara Internasional Zayed pada November.
Implementasi sistem biometrik ini mencakup layanan registrasi wisatawan otomatis, pengiriman bagasi swalayan, dan verifikasi pengenalan wajah di gerbang elektronik dan gerbang keberangkatan tanpa Harus dokumen perjalanan atau interaksi dengan staf bandara.
Lalu, tahap lanjutan dari proyek tersebut diimplementasikan dengan memperkenalkan sistem biometrik untuk lima maskapai penerbangan tambahan. Sistem biometrik digunakan pada proses check-in, semua gerbang keberangkatan, dan pemasangan gerbang elektronik baru di area transit.
“Pada tahun 2025, kami bertujuan untuk Memperkaya sistem ini di seluruh titik sentuh keamanan dan operasi serta (untuk) maskapai penerbangan lainnya,” ungkap Kepala Bagian Informasi di Bandara Internasional Zayed, Andrew Murphy.
Bandara Internasional Zayed di Abu Dhabi mengumumkan tentang proyek biometric smart travel setelah lonjakan lalu lintas penumpang mencapai 36 persen secara tahunan pada kuartal pertama tahun 2024, menjadi lebih dari 6,8 juta penumpang.
Abu Dhabi Airports sendiri mengelola Bandara Zayed International, Al Ain International, Al Bateen Executive, Delma Island, dan Sir Bani Yas Island. Lalu lintas penumpang di lima bandara Abu Dhabi secara kolektif naik 35,6 persen dari tahun ke tahun.
(wiw/wiw)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA