Terminal Cicaheum Berniat Ditutup, Diubah Jadi Depo BRT Bandung Raya


Jakarta, CNN Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana mengubah fungsi Terminal Tipe A Cicaheum, Bandung, dari semula Menyediakan Kendaraan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP menjadi salah satu Depo Kendaraan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya.

Kemenhub ingin mengubah Terminal Cicaheum menjadi menjadi salah satu dari 7 Tempat yang difungsikan sebagai depo BRT Bandung Raya. Nantinya, seluruh layanan Kendaraan Bus AKAP dan AKDP yang Pada Saat ini Bahkan beroperasi di Terminal Cicaheum Berniat direlokasi ke Terminal Leuwipanjang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengonfirmasi soal rencan alih fungsi Terminal Cicaheum tersebut jadi  depo Kendaraan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. Rencananya, kata Ia, alih fungsi terminal menjadi depo BRT itu dilakukan pada 2025.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita Berniat lakukan tahun depan,” ucapnya singkat usai menghadiri Seminar Nasional Peningkatan Kinerja Logistik di Indonesia yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (25/7).

Meski demikian, Budi belum menjelaskan secara rinci terkait alih fungsi Terminal Cicaheum ini.

Sehari sebelumnya, Kepala Balai Pengelola Transportasi Daerah (BPTD) Kelas 2 Jabar Muhammad Fahmi mengatakan Terminal Cicaheum Berniat menjadi depo Kendaraan Bus listrik dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), dari semula Menyediakan Kendaraan Bus AKAP dan AKDP.

Rencana itu masuk dalam proyek peralihan transportasi yang Dalam proses dirancang pemerintah. Program yang disokong Lembaga Keuangan Internasional atau World Bank itu disiapkan untuk layanan angkutan BRT di Kota Bandung atau di Cekungan Bandung. Program itu langsung dikomandoi Dirjen Perhubungan Darat dari Kementerian Perhubungan.

Nasib serupa Bahkan Berniat diterapkan di beberapa terminal seperti di Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Jatinangor, Sumedang.

“Cicaheum Berniat digunakan sebagai depo Kendaraan Bus listrik dengan konsep Transit Oriented Development (TOD). Sebetulnya ini bukan hanya Cicaheum ya, karena di beberapa titik-titik simpul Cekungan Bandung, ada yang dijadikan depo Kendaraan Bus listrik. Sebab kendaraan yang digunakan nantinya Merupakan kendaraan berbasis listrik,” ungkap Kepala Balai Pengelola Transportasi Daerah (BPTD) Kelas 2 Jabar Muhammad Fahmi, Rabu (24/7) mengutip dari detikJabar.

Fahmi belum dapat menjelasoan soal kabar Terminal Cicaheum Berniat berhenti beroperasi pada tahun depan. Sebab menurutnya, meski program ambisius ini bisa menjadi solusi untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota Jabar, tapi butuh pertimbangan yang matang dan waktu yang panjang untuk proses eksekusinya.

“Kita tidak Ingin Bahkan masyarakat tidak memahami apa yang Dalam proses diprogramkan oleh pemerintah. Mungkin nanti programnya bagus, tapi tidak tersosialisasikan dengan utuh, nanti bisa menimbulkan malpersepsi ya terhadap masyarakat,” terang Fahmi.




Pemerintah Berniat mengalihfungsikan Terminal Cicaheum dari semula untul Menyediakan Kendaraan Bus AKAP dan AKDP jadi Depo BRT Bandung Raya. (CNN Indonesia/Cesar)

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jabar A Koswara mengatakan ada beberapa pertimbangan Terminal Cicaheum dipilih sebagai salah satu Depo BRT Bandung Raya, Disebut juga Mempercepat integrasi antara Bus perkotaan eksisting dengan BRT Bandung Raya. Hal itu sesuai dengan rencana Grand Design dari Terminal Cicaheum sebagai Hub Metropolitan Public Transport di Bandung Raya.

“Terminal Tipe A Cicaheum Pernah disiapkan masuk ke dalam bagian sistem transportasi angkutan massal BRT Bandung Raya. Secara fungsi Terminal Cicaheum tetap beroperasi sebagai simpul transportasi, Justru Kendaraan Bus yang Berniat beroperasi di Terminal Cicaheum hanya Kendaraan Bus perkotaan saja,” kata Koswara, Kamis lalu.

“Sementara untuk Kendaraan Bus antar kota baik AKAP maupun AKDP Berniat dipindahkan operasionalnya ke Terminal Leuwipanjang,” sambungnya.

Koswara menjelaskan rencananya ada 2 koridor BRT yang Berniat beroperasi pada jalur yang melalui Terminal Cicaheum, yaitu Koridor BRT 01 (Cibiru – Kebon Kalapa) dan Koridor BRT 18 (Cicaheum – Sarijadi). Khusus untuk Koridor BRT 01 Berniat menjadi 1 dari 2 koridor perintis yang Berniat dioperasikan akhir tahun 2025.

“Apalagi Bahkan Pada Saat ini Bahkan Dalam proses dalam tahap pembahasan kemungkinan penambahan layanan Bus berbasis kabel yang melewati Terminal Cicaheum tersebut. Mudah mudahan bisa segera terealisasi,” kata Ia.

Sejarah terminal Cicaheum Sampai saat ini Preman Pensiun

Terminal Cicaheum mulai beroperasi sejak diresmikan Wali Kota Bandung ke-8, R Otje Djundjunan pada 23 Agustus 1975 silam. Terminal penumpang tipe A yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Cicaheum, Kiaracondong, Kota Bandung ini merupakan salah satu terminal induk di Kota Bandung.

Selain Cicaheum, Bandung Bahkan punya Leuwipanjang yang menjadi terminal induk untuk layanan Kendaraan Bus AKAP dan AKDP.

Cicaheum–Kompleks terminal dengan luas sekitar 1.200 meter persegi itu memiliki 14 shelter pemberangkatan yang mampu menampung sekitar 517 Kendaraan Bus selama 24 jam. Tapi Pada saat ini, jumlah Kendaraan Bus yang beroperasi Pernah tak lagi sebanyak dulu.

“Terminal ini jadi tempat Kendaraan Bus beroperasi ke wilayah Jateng, Jatim, dan Denpasar selama 24 jam. Pada Saat ini Bahkan PO Kendaraan Bus di sini jumlahnya 20-an, dulu waktu masih rame ada 50-an. Belum lagi per PO, itu dulu punya 10 unit, Pada Saat ini Bahkan cuma 2-3 unit. Sepanjang lima tahun yang lalu kurang lebih ada 4-5 PO yang bangkrut,” kata Kepala Terminal Cicaheum, Roni Hermanto beberapa waktu lalu.

“Pengunjungnya pun menurun drastis, kalau puncak mudik busa sampai 20 ribu penumpang dan hari biasa lebih dari 10 ribu. Pada Saat ini Bahkan lebaran tahun ini 4.300-an, hari biasa hanya 600-700 orang,” lanjutnya.

Salah satu warga yang merupakan perantau dari Wonosobo ke Bandung pada dekade 1990an, Yuli (49), mengaku banyak kenangan di terminal itu yang menjadi saksi bisu warga pengadu nasib ke ibu kota provinsi Jabar tersebut.

Apalagi, Cicaheum Bahkan dikenal sebagai salah satu tempat utama pengambilan gambar Cerita Bersambung televisi Preman Pensiun. Yuli yang Pada saat ini berdagang di Cicaheum menceritakan pula situasi masa lalu saat masih ada ‘preman’ di sana Sampai saat ini ada ‘Preman Pensiun’.

“Iya, dulu mah banyak [preman] sejak tahun 80-an katanya. Kalau saya sih alhamdulillah enggak pernah kena ya, kena palak atau diapain gitu, pada baik-baik alhamdulillah. Cuma ngerinya dulu itu kios pernah diminta tolongin dititipin barang-barang, kayak celurit gitu,” ceritanya.

“Tapi mah Pada Saat ini Bahkan nggak ada, Pernah ada hukum (hukum Pernah kuat), jadi udahenggak pernah ada lagi. Jadi ada Preman Pensiun itu, ya memang betul ada preman dulu,” sambungnya.

Kisah soal ‘Preman Pensiun’ pun diamini Ricky, supir Kendaraan Bus yang Pernah 25 tahun melajukan kendaraan umum ke Bandung.

“Dulu itu banyak banget preman. Jadi penumpang banyak, preman Bahkan banyak. Kalau Pada Saat ini Bahkan mah udah pada tua-tua, udah pada tobat, pensiun. Pada Saat ini Bahkan banyaknya pedagang yang mati-matian nyari uang buat anak istri,” katanya lalu tertawa.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/kid)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version