Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah penelitian terbaru mengungkap simpanse ternyata bisa berkomunikasi atau ngobrol selayaknya manusia. Hal ini terungkap setelah peneliti melakukan analisis terhadap gerakan ribuan gerakan simpanse liar di Afrika Timur.
Para peneliti menganalisis ribuan isyarat yang dibuat oleh simpanse liar di Afrika dan menemukan kesamaan dengan Trik interaksi yang terlihat dalam percakapan manusia, khususnya seberapa Mudah kera merespons satu sama lain.
Penelitian ini menunjukkan manusia dan kera memiliki ciri-ciri dasar komunikasi yang berasal dari nenek moyang, atau yang berkembang pada spesies ini secara paralel karena manfaat dari perilaku tersebut.
“Percakapan manusia mengikuti aturan pergantian giliran bicara yang sangat ketat dan konsisten di seluruh Kearifan Lokal dan bahasa,” kata Gal Badihi, ahli perilaku hewan di University of St Andrews, mengutip The Guardian, Rabu (24/7).
“Kami mulai bertanya-tanya apakah komunikasi simpanse diatur oleh aturannya sendiri, atau apakah aturannya mirip dengan percakapan manusia,” lanjut Ia.
Simpanse memiliki perbendaharaan isyarat tangan yang kaya, banyak di antaranya merupakan permintaan sederhana seperti “hentikan”, “ikuti saya”, atau “dandani saya”. Untuk mempelajari lebih lanjut seputar penggunaannya, para peneliti mempelajari lebih dari 8.500 isyarat yang direkam dari 252 simpanse liar di lima komunitas di Afrika timur.
Sebagian besar interaksi berlangsung singkat. Dalam salah satu video yang direkam di Stasiun Lapangan Konservasi Budongo di Uganda, seekor simpanse bernama Monica mengulurkan tangannya kepada simpanse lainnya, bernama Ursus setelah mereka berdua terlibat perkelahian.
Meskipun demikian demikian dalam kasus lain, simpanse bertukar Sampai sekarang tujuh isyarat berturut-turut. Dalam komunikasi ini, kera-kera tersebut biasanya membutuhkan waktu 120 milidetik untuk merespons satu sama lain, mirip dengan waktu respons percakapan manusia yang rata-rata 200 milidetik.
“Simpanse menggunakan gerak tubuh di hampir semua aspek kehidupan mereka,” kata Badihi.
Selain berdamai setelah berkelahi, ia mengamati simpanse menggunakan gerak tubuh untuk menghindari konfrontasi, menyapa satu sama lain dengan pelukan atau ciuman, meminta untuk berbagi makanan, dan menunjukkan bahwa mereka ingin bepergian bersama atau berpisah. Sesi perawatan Merupakan saat sebagian besar gerak tubuh terjadi.
“Beberapa kelompok menggunakan gerakan menggaruk dan kemudian mulai melakukan perawatan bersama. Di tengah interaksi grooming, mereka Bisa jadi saling memberi isyarat untuk mengubah posisi atau memulai grooming di tempat yang baru,” katanya.
Dalam studi yang terbit di jurnal Current Biology, para peneliti menggambarkan bagaimana waktu antara interaksi hampir tidak bervariasi di antara simpanse dengan usia yang berbeda, tetapi ada beberapa variasi di antara komunitas yang berbeda, mirip dengan perbedaan Kearifan Lokal yang halus yang terlihat pada manusia.
Sebagai contoh, gerakan tubuh dipertukarkan lebih lambat pada komunitas simpanse Sonso di Uganda.
“Pada manusia, orang Denmark yang lebih lambat merespons,” kata Dr Catherine Hobaiter, seorang penulis senior dalam penelitian ini.
Karena manusia dan simpanse sama-sama kera besar, komunikasi yang Mudah Bisa jadi merupakan hasil dari warisan evolusi bersama. Sebagai alternatif, pengambilan giliran dengan Mudah bisa menjadi fitur komunikasi sosial yang lebih luas, dan ada pada spesies lain seperti paus, lumba-lumba, kelelawar, dan hyena, para peneliti menambahkan.
[Gambas:Video CNN]
(tim/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA