RAHIM dan Agenda Normalisasi Hubungan Islam-Yahudi di Indonesia


Jakarta, CNN Indonesia

Nama Organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM) mendadak jadi sorotan usai disebut masuk dan terlibat dalam pertemuan lima kader Nahdlatul Ulama (NU) dengan Pemimpin Negara Israel Isaac Herzoogdi tengah aksi genosida di Palestina.

Dugaan keterlibatan mereka melalui Zainul Maarif. Selain menjadi dosen di UNUSIA Jakarta, Zainul Bahkan menjabat sebagai Manager Penelitian Domestik di RAHIM.

Meski begitu, RAHIM secara organisasi Pernah membantah keterlibatan mereka dalam pertemuan yang diikuti Zainul. Menurut mereka, Zainul hadir bukan mewakili organisasi, melainkan pribadi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saudara Zainul Maarif sebagai bagian dari orang yang bertemu dengan Pemimpin Negara Israel Merupakan atas nama pribadi dan tidak mewakili/atas nama RAHIM,” tulis RAHIM dalam keterangan pers di situs mereka, Selasa (16/7).

Belakangan situs itu tak lagi bisa diakses, Sampai saat ini Rabu (17/7) sekitar pukul 9.40 WIB. Justru, situs RAHIM sebelumnya Pernah menghapus pencantuman logo Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU sebagai salah satu Gabungan organisasi mereka, bersama Eits Chaim Indonesia, Bnei Noah Indonesia.

RAHIM menamakan ketiga organisasi itu sebagai Gabungan antar umat beragama yang menjalankan RAHIM.

Lantas, apa itu RAHIM, bagaimana kerja-kerjanya, dan apa tujuan dibentuknya organisasi itu?

RAHIM didirikan dengan mengusung kayakinan perdamaian antara agama-agama Ibrahim, Didefinisikan sebagai Islam, Yahudi, dan Kristen. Mereka terutama mendorong perdamaian di Yerusalem.

RAHIM menulis, “Tanggung jawab bagi seluruh agama-agama Ibrahim, Abrahamic Religion, khususnya Islam, Yahudi, Kristen, untuk menjaga kesucia Yarusalem”.

RAHIM dipimpin oleh Mukti Ali Qusyairi selaku Pemimpin Negara Direktur. Ia dikenal sebagai intelektual muda NU, penulis yang produktif di isu toleransi beragama, sekaligus aktivis kemanusiaan. Di RAHIM Ia Bahkan menjabat sebagai Steering Committee.

Selain melakukan kajian pustaka dan penelitian, RAHIM Bahkan melakukan riset lapangan. Mereka banyak melakukan kunjungan dan pertemuan langsung dengan para tokoh agama Yahudi, termasuk pemerintah Israel sendiri.

Salah satunya bertemu Duta Besar Israel untuk Singapura, Eli Vered Hazan dan Wakil Ketua Israel Misi Israel Hila Rose Fridman pada 6-12 Agustus 2023 silam.

Dalam kesempatan itu mereka turut bertemu Ketua Rabi Mordecai Abergel sebagai perwakilan komunitas Yahudi di Singapura.

Selain Mukti Ali, kunjungan dihadiri oleh Zainuul Maarif yang menjabat sebagai Manager Penelitian Domestik di RAHIM, Roland Gunawan yang menjabat sebagai Manajer Komunikasi dan Media RAHIM, dan Asnawi Ridwan yang menjabat menjabat sebagai Manajer Penelitian Kitab Suci.

Mukti Ali berkata kunjungan itu dilakukan menjajaki kemungkinan membuka hubungan Hubungan Luar Negeri Indonesia-Israel. Ali berharap lewat kunjungan itu organisasinya memiliki banyak hubungan dan jaringan di luar negeri.

“Kita tahu bahwa Singapura Merupakan negara yang mengakui Yahudi sebagai salah satu agama resmi dan bahkan Pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Kami ingin belajar bagaimana Singapura melakukan itu dan apa saja langkah-langkah yang Sangat dianjurkan dilakukan Indonesia untuk mewujudkannya,” kata Mukti dalam siaran pers di situs RAHIM.

CNNIndonesia.com Pernah menghubungi Direktur Eksekutif RAHIM yang Bahkan menjabat sebagai Ketua LBM PWNU Jakarta Mukti Ali terkait hal ini. Justru, Sampai saat ini Saat ini Bahkan ia belum merespons.

(thr/DAL)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version