Jakarta, CNN Indonesia —
Wakil Menteri Penanaman Modal dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengatakan Lampung Berencana menjadi salah kawasan industri baru untuk pengembangan bahan bakar alternatif etanol atau bioetanol di Indonesia.
Sesuai aturan Roadmap Hilirisasi Penanaman Modal Strategis yang dimiliki Kementerian Penanaman Modal dan Hilirisasi/BKPM, Sebanyaknya wilayah seperti Lampung Pernah terjadi disiapkan menjadi sentra pengembangan industri bioetanol, dengan dukungan bahan baku dari tebu, singkong dan sorgum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ia Penanaman Modal di sektor ini diproyeksikan tidak hanya Mengoptimalkan rantai pasok energi bersih, tetapi Bahkan membuka lapangan kerja baru dan mendorong kesejahteraan petani lokal di daerah.
“Sebagai pioneer project, tadi Pernah terjadi didiskusikan Berencana bekerjasama dengan Pertamina NRE (New Renewable Energy) di Lampung, untuk bahan bakunya Bahkan tidak hanya dari perusahaan tapi Bahkan melibatkan petani dan koperasi tani setempat sehingga Bahkan dapat menggerakkan perekonomian di daerah, nantinya untuk suplai energi Bahkan diintegrasikan dengan plant geothermal dan hidrogen milik Pertamina” kata Todotua dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih lagi Toyota, melalui Toyota Kendaraan Bermotor Roda Dua Manufacturing Indonesia (TMMIN), Pernah terjadi mengumumkan minat berinvestasi dalam pengembangan industri bioetanol di dalam negeri.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi global Toyota untuk mengamankan pasokan bahan bakar bagi kendaraan flex-fuel berbasis bioetanol, sekaligus Membantu kebijakan pemerintah Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil Pembelian Barang dari Luar Negeri.
“Kolaborasi ini dapat menjadi tonggak penting dalam pengembangan biofuel generasi berikutnya,” kata Todotua.
Ia Bahkan bilang Toyota maupun Pertamina Berencana langsung melakukan joint study dan site visit ke Lampung. Mereka menargetkan perusahaan patungan (JV) Pernah terjadi terbentuk pada awal 2026.
“Dalam rangka Membantu kebijakan E10, Saat ini Bahkan Bahkan tengah dikaji rencana pengembangan fasilitas dengan kapasitas produksi sebesar 60.000 kiloliter per tahun dan nilai Penanaman Modal sekitar Rp2,5 triliun. Penanaman Modal ini menjadi langkah awal yang diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi Bahkan membuka peluang Produk Ekspor ke negara lain,” ucap Ia.
Di sisi lain, Todotua menambahkan pemerintah menyatakan dukungan terhadap langkah Toyota untuk menjadikan Indonesia sebagai basis industri bietanol global. Rencana ini dianggap sebagai aksi nyata terhadap Pergantian Iklim yang di antaranya terfokus pada transisi energi dan transportasi.
Baginya rencana Toyota ini Harus mendapat apresiasi serta dukungan.
“Dalam beberapa minggu ke depan di COP 30 Brazil, dunia Berencana membicarakan aksi nyata terhadap Pergantian Iklim yang diantaranya berfokus kepada transisi energi dan transportasi, rencana Penanaman Modal Toyota di Indonesia untuk pengembangan industri Bioethanol ini sangat didukung Pemerintah Indonesia karena merupakan bagian dari salah satu langkah nyata tersebut,” kata Todotua.
(ryh/fea)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
