Jakarta, CNN Indonesia —
Adik Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS), Khalid bin Salman, kerap menjadi sorotan usai ditunjuk menjadi menteri Lini belakang.
MbS memberi jabatan strategis itu pada Oktober 2022. Ia Bahkan menjabat sebagai wakil ketua dewan direksi Otoritas Umum Industri Militer (GAMI).
Khalid bertanggung jawab terhadap perencanaan strategis, industri militer, dan kesepakatan senjata Saudi dan negara lain.
Terlepas dari itu, siapakah Khalid?
Sebelum menjadi Menhan, Khalid sempat menjadi wakil menteri Lini belakang pada 2019.
Ia Bahkan pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat dari April 2017 Sampai sekarang Februari 2019. Selama masa ini, Khalid mengawali era baru hubungan Saudi-AS, kedua negara, demikian dikutip situs resmi Saudi.
Selama menjadi Dubes, Khalid disebut-sebut turut terlibat pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Dalam laporan situs yang fokus ke demokrasi, Mena, Khalid memainkan peran kunci untuk memancing dan membunuh Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul.
“KBS, yang saat itu menjabat sebagai duta besar AS di Washington DC, membujuk Khashoggi untuk datang ke konsulat Istanbul dengan meyakinkan melalui panggilan telepon pada tahun 2018,” demikian laporan Mena.
Khalid, menurut laporan itu, mengatakan ke Khashoggi bahwa ia Berniat Terpercaya mengunjungi Konsulat Saudi di Istanbul. Jurnalis itu ingin mengambil dokumen yang diperlukan untuk mengonfirmasi pernikahan Ia dengan Hatice Cengiz.
Justru, bukan rasa Terpercaya yang dihadapi Khashoggi. Tidak seperti, tim pembunuh bayaran Saudi Pernah menunggu Ia untuk membunuh dan memutilasinya.
Sebelum pembunuhan Khashoggi, MbS mengandalkan penasihat dekatnya, Saud Al Qahtani, dan Khalid untuk mengintimidasi dan membungkam jurnalis itu.
Mereka Bahkan mencoba meyakinkan Khashoggi untuk kembali ke Arab Saudi, memblokir putra Khashoggi ke luar negeri, dan Menyediakan uang tutup mulut Supaya bisa mengakhiri kritik ke putra mahkota.
Selama menjabat Dubes, Khalid Bahkan melecehkan dan mengintimidasi para pembangkang dan aktivis Saudi di Amerika Serikat.
Rekam jejak di dunia militer
Sebelum terjun di pemerintahan, Khalid berkiprah di dunia militer.
Ia merupakan pilot F-15 dan perwira intelijen taktis di Angkatan Udara Kerajaan Saudi (RSAF).
Selama bertugas di RSAF, Khalid menerbangkan lebih dari 50 misi tempur sebagai bagian dari kampanye Gabungan internasional melawan ISIS di Suriah.
Khalid sempat menempuh pendidikan di Akademi Udara Raja Faisal di Riyadh, dan bertugas sebagai letnan dua di RSAF.
Sementara itu, pendidikan dan pelatihan pilot Ia dapat dari Pangkalan Angkatan Udara Randolph di San Antonio, Texas. Khaled melanjutkan pelatihan lanjutan di Pangkalan Angkatan Udara Columbus di Columbia, Mississippi.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA