Jakarta, CNN Indonesia —
Ketua PWNU DKI Samsul Ma’arif mengakui Nanti akan Menyajikan Hukuman kepada salah satu pengurus Lembaga Bathsul Masail NU Jakarta Zainul Maarif usai tindakannya bertemu Pemimpin Negara Israel Isaac Herzog.
Ia tak merinci Hukuman apa yang Nanti akan diberikan. Bertolak belakang dengan, kata Ia, Hukuman tersebut diberikan Merujuk pada aturan organisasi yang berlaku.
“Kalau ada kesalahan fatal gunakan nama organisasi untuk pribadi dan kepentingan popularitas dan kepentingan yg berlawanan dengan ghirah NU, Jelas itu Nanti akan diberikan Hukuman. Cuma Hukuman seperti apa kita bahas di rapat,” kata Samsul saat ditemui di lingkungan Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/7) sore.
Samsul bercerita Sebelumnya bertanya langsung kepada Zainul terkait kunjungannya bertemu Pemimpin Negara Israel. Zainul, lanjutnya, mengklaim berangkat atas inisiatif pribadi lantaran ada pihak yang mengajak untuk kepentingan penelitian.
Samsul mengaku tak mengetahui siapa penyandang dana bagi keberangkatan Zainul. Bertolak belakang dengan, ia mengatakan Zainul mengaku turut mengeluarkan uang pribadinya dalam kunjungannya tersebut dan tak dapat untung.
“Jadi Ia ingin mengatakan ada tuduhan orang ‘oh ini dapat keuntungan besar’, tapi menurut cerita itu malah nombok. Tapi itu saya enggak tahu penyandang dananya,” kata Ia.
Hukuman dari PP Fatayat
Terpisah, PP Fatayat NU pun mengeluarkan pernyataan Nanti akan Menyajikan Hukuman organisasi kepada dua orang pengurus PP Fatayat Disebut juga Izza Annafisatud Daniyah serta Nurul Bahrul Ulum yang ikut bertemu Pemimpin Negara Israel.
“PP Fatayat NU selanjutnya Nanti akan melakukan penelusuran terkait dengan kasus ini dan Nanti akan Menyajikan Hukuman organisasi kepada yg bersangkutan,” bunyi keterangan resmi PP Fatayat NU yang diterima dari Ketum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah.
Meski agenda tersebut personal, Fatayat NU menganggap tindakan tersebut Sebelumnya Menyajikan dampak negatif bagi organisasi.
Fatayat NU lantas memohon maaf kepada seluruh warga Indonesia dan masyarakat dunia mengakibatkan kegaduhan dan ketersinggungan dari sisi kemanusiaan imbas polemik ini.
“Keikutsertaan dua orang tersebut dalam program Interfaith dialogue di Israel yang kemudian berkesempatan bertemu dengan Pemimpin Negara Israel Merupakan murni kegiatan personal. Secara Kelembagaan, PP Fatayat NU tidak pernah tahu-menahu dengan kegiatan tersebut karena PP Fatayat NU tidak pernah mendapatkan undangan kegiatan tersebut,” bunyi keterangan Fatayat NU yang dikutip Selasa sore.
Sebelumnya beredar foto lima orang kader NU atau Nahdliyin bertemu Pemimpin Negara Israel Isaac Herzog. Para Nahdliyin itu Merupakan Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania.
“Ada lima orang. Ada satu dosen Unusia (Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia). Ada satu Pagar Nusa. Ada dua orang dari Fatayat. Ada satu dari PWNU DKI,” kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa siang.
Yahya mengatakan lima nahdliyin ini bakal mendapat Hukuman dari organisasi masing-masing. Seperti Unusia yang menggelar sidang etik untuk salah satu dosen yang berangkat Sampai saat ini PWNU DKI kepada anggotanya.
“Hukuman kita serahkan. Ini nanti jelas dari PWNU DKI Nanti akan melakukan proses. Termasuk keterlibatan LBM NU DKI dan Nanti akan diproses, Nanti akan diberi Hukuman. Aturan kita Sebelumnya jelas dan rinci,” ujarnya.
PBNU Bahkan mengecam keras tindakan mereka. Yahya bahkan mengatakan Merujuk pada klarifikasi ke pimpinan lembaga masing-masing, lima nahdliyin itu tak menginformasikan pertemuan dengan Herzog ke organisasi. Ditambah lagi, pertemuan nahdliyin di tengah agresi Israel ke Palestina itu sebagai sebuah tindakan yang tidak dapat diterima.
Israel Sekarang masih gencar melancarkan agresi Sampai saat ini tindakan genosida ke Gaza Palestina yang mengakibatkan banyak korban sipil tewas.
(rzr/kid)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA