Jakarta, CNN Indonesia —
Muhammad Maksum memilih ikut merantau bersama pamannya ke Jakarta setelah lulus SMA pada 1999 lalu.
Maksum berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jatim.
Ia Membantu sang paman yang berjualan bakso malang di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maksum menyiapkan bahan baku untuk bakso malang setiap pagi. Menjelang siang, ia berkeliling di daerah Kebon Jeruk dan sekitarnya.
Maksum mendapat banyak ilmu dan pengalaman. Setelah 10 tahun ikut pamannya, ia memberanikan diri untuk membangun usaha bakso malangnya sendiri.
“Setelah menikah jualan sendiri sejak tahun 2010,” kata Maksum kepada CNNIndonesia.com, Senin (24/3).
Ia masih berjualan di sekitar Kebon Jeruk. Selepas siang ia menaiki sepeda ontel yang dimodifikasi dengan gerobak bakso malangnya.
Selanjutnya Maksum pindah ke daerah Ulujami, Jakarta Selatan. Ia berjualan bakso malang keliling, dari rumah ke Jalan Mairin, lalu ke Jalan Raya Swadarma.
“Terus nyeberang lampu merah cipulir ke Jalan Kramat. Sampai pangkalan terakhir paling ujung Kelurahan Ulujami, balik pulang,” ujarnya.
Untuk menambah modal usaha dan memenuhi kebutuhan lain, Maksum pun mengajukan pinjaman Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp100 juta pada 2014.
Modal ini ia pakai untuk membuat grobak dan membeli tanah kosong seluas 120 meter persegi di daerah Ulujami. Maksum dan istri masih tinggal di kontrakan.
Maksum menyisikan uang dari dagangannya untuk membangun rumah. Ia menempati rumah sendiri sejak 2019.
Usaha Maksum terus berkembang. Ia Pada saat ini memiliki empat orang mitra. Ia membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.
Maksum Berniat membuatkan gerobak bagi yang ingin berjualan bakso malang. Ia menyebut masing-masing mitranya menyetor uang sekitar Rp250 ribu sampai Rp350 ribu per hari.
“Satu bulan kalau jualan lagi ramai omzet bersih kira-kira Rp3 sampai 4 juta kadang bisa lebih, kadang Bahkan bisa kurang,” ujarnya.
Maksum memiliki dua orang anak. Istrinya ikut Membantu menyiapkan bahan-bahan. Sang istri Bahkan membuat makanan untuk empat karyawannya.
Maksum mengaku kembali mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI pada Januari 2024. Uang ini ia pakai untuk memperbaiki gerobak yang rusak dan keperluan lainnya.
Maksum memilih tenor tiga tahun dengan bunga sekitar 6 persen. Ia merasa terbantu dengan pinjaman usaha dari BRI. Maksum Bahkan tak merasa berat mencicil angsuran setiap bulan.
Maksum Pernah libur berjualan. Ia dan keluarga mudik ke kampung halamannya, di Nganjuk. Empat orang karyawannya Bahkan pulang ke kampungnya masing-masing.
Bunga pinjaman rendah
Kepala Departemen Usaha Mikro BRI RO Jakarta 2, Erwin Sapari mengatakan BRI Menyajikan bunga yang relatif lebih rendah dibanding pinjaman dari yang lain. Untuk KUR Mikro pinjaman Rp10 sampai Rp100 juta, bunganya sekitar 6 persen. Kemudian KUR Kecil yang di atas Rp100 juta sekitar 9 persen.
“Sehubungan dengan suku bunga, lebih rendah dari suku bunga komersial lainnya,” katanya.
Erwin menyebut BRI Bahkan Menyajikan pembinaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang mendapat pinjaman KUR. Pihaknya Berniat Melaksanakan pelatihan-pelatihan ke para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Erwin menyebut BRI Bahkan Membantu para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk ikut dalam pameran.
“Jadi untuk Memperjelas jaringan pasar mereka Bahkan,Sekaligus untuk memperkenalkan produk-produk mereka Bahkan,” kata Erwin di kantornya, Menara BRIPens, Jakarta, Rabu (19/3).
“Kemudian kami Bahkan pernah Menyajikan pelatihan-pelatihan seperti untuk pengenalan Belanja Online,” ujar Erwin menambahkan.
Erwin menyebut bahwa BRI Bahkan berkomitmen Menyajikan akses yang mudah bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mendapatkan modal usaha.
“Sehingga membuat biaya modalnya menjadi lebih Bersahabat bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Jadi memang segmennya kalau di Jakarta, umumnya memang dari perdagangan,” ujarnya.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp27,72 triliun pada Januari dan Februari 2025.
Manfaat KUR tersebut diterima oleh 649,6 ribu debitur pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. BRI Bahkan memastikan KUR tersalurkan ke sektor-sektor strategi, di mana lebih dari separuh atau sekitar 55,88 persen dialokasikan ke sektor produksi.
Di sektor ekonomi, penyaluran terbesar dilakukan terhadap sektor pertanian, dengan total Rp11,57 triliun, selaras dengan program ketahanan pangan Indonesia.
Direktur Usaha Mikro BRI Supari menyampaikan bahwa BRI terus berkomitmen Memanfaatkan ekosistem pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Supaya bisa semakin berdaya saing dan mampu berkembang secara berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa dengan semakin luasnya akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku usaha yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam Membantu ketahanan Keadaan Ekonomi Negara,” ujar Supari beberapa waktu lalu.
(fra/fra)
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA