Jakarta, CNN Indonesia —
Remaja berinisial MAS (14) diklaim menyesal atas tindakannya menusuk ayahnya APW (40) dan neneknya, RM (69) Sampai sekarang tewas di rumahnya di Cilandak, Jakarta Selatan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal mengatakan pelaku Bahkan sempat menanyakan soal keadaan ibunya yang Di waktu ini masih dirawat di rumah sakit akibat perbuatannya.
“Ya Ia sendiri mempertanyakan ya, bagaimana kondisi ibunya. Ia sangat menyesal mengenai kejadian ini,” kata Ade Rahmat kepada wartawan, Minggu (2/12).
Disampaikan Ade Rahmat, Di waktu ini pelaku yang merupakan anak tunggal itu Sebelumnya mulai stabil dan bisa diajak komunikasi.
Pelaku, kata Ia, Bahkan sempat berbincang dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi. Diketahui, Arifah hari ini datang ke Polres Metro Jaksel.
“Jadi kondisi ananda A ini Sebelumnya mulai stabil dari mulai hari kemarin, Hari Ini Ia Sebelumnya bisa diajak bicara, menjawab pertanyaan, Sebelumnya bisa senyum, tadi Bahkan Sebelumnya ngobrol dengan Bu Menteri,” ucap Ade Rahmat.
Ade Rahmat menuturkan proses penyelidikan terhadap kasus tersebut masih terus dilakukan secara bertahap.
Sebanyaknya pihak, mulai dari psikologi anak, asosiasi psikologi forensik, Sampai sekarang psikiater anak Bahkan dilibatkan dalam proses penyelidikan dan pemeriksaan.
“Bahkan untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan, padahal di keluarganya Ia sangat disayang, dan tadi yang bersangkutan Bahkan sangat sedih, menunjukkan rasa penyesalan yang sangat mendalam,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri PPPA Arifah Fauzi menyampaikan kedatangannya ke Polres Metro Jaksel Merupakan untuk bertemu dengan pelaku. Sekaligus, untuk memastikan hak pelaku sebagai anak terpenuhi.
“Bahwa Sebelumnya menjadi mandat dan tugas kami untuk memastikan apakah anak tercukupi haknya dan terlindungi karena si A ini Dalam proses dalam kondisi yang kurang baik,” ucap Ia.
“Jadi kami memastikan bahwa si A ini Sungguh-sungguh terpenuhi dampingan dari ahli. Kemudian kami dari kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pastinya Berencana mendampingi selama proses yang Berencana dijalani oleh ananda A,” imbuhnya.
Arifah menyebut selain mendampingi pelaku, pihaknya Bahkan Berencana Menyajikan pendampingan kepada sang ibu yang turut menjadi korban dan Di waktu ini dalam proses perawatan.
“Ya karena kementerian kami kan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak. Jadi tadi kami Bahkan sebetulnya ingin berkunjung menjenguk ibunda. Tapi karena belum memungkinkan kondisinya, jadi kita belum bisa bertemu,” kata Ia.
Aksi pembunuhan yang dilakukan oleh MAS terjadi pada Sabtu (30/11) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Dua orang tewas yaitu sang ayah APW (40) dan neneknya, RM (69), sementara ibu pelaku (AP) mengalami luka tusuk.
Dari hasil penyelidikan sementara, MAS saat itu mengaku tidak bisa tidur dan mendapatkan bisikan-bisikan.
“Ia merasa tidak bisa tidur terus ada hal-hal yang membisiki Ia, meresahkan Ia,” kata Gogo kepada wartawan, Sabtu (30/11).
Saat itu, ayah dan ibu MAS Dalam proses tidur di kamar. Lalu MAS turun ke lantai satu untuk mengambil pisau dapur. Selanjutnya, ia naik ke kamar orang tuanya.
MAS menusuk ayahnya dengan pisau dapur. Ibunya terbangun dan berteriak. Lalu MAS menghujam pisau itu ke ibunya. MAS kemudian keluar rumah. Di perjalanan dari lantai dua, Ia bertemu neneknya. Ia pun menusuk neneknya dengan pisau Sampai sekarang meninggal dunia.
(dis/DAL)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA