Jakarta, CNN Indonesia —
Emiten afiliasi putra Kepala Negara ke-7 RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) diterpa Sebanyaknya isu miring.
Sampai Pada saat ini Bahkan, saham emiten tersebut dihentikan sementara atau disuspensi dari perdagangan Pasar Saham imbas belum menyampaikan laporan keuangan sejak akhir 2024.
Tak hanya itu PMMP Bahkan tercatat belum Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Sampai sekarang enam bulan setelah tahun buku terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat ini Bahkan, harga PMMP berada di posisi Rp50 per lembar. Dalam setahun terakhir, sahamnya Sudah merosot sebanyak 57,53 persen.
Mengutip CNBCIndonesia, Kaesang Pangarep melalui PT Harapan Bangsa Kita diketahui menggenggam saham milik PMMP. Harapan Bangsa Kita tercatat memiliki 188.240.000 saham PMMP atau sekitar 7,27 persen.
Keikutsertaan Kaesang dalam Penanaman Modal PMMP dimulai sejak November 2021 lalu.
Berkinerja buruk
Sementara itu Sesuai aturan laporan keuangan yang mereka Upload di laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui kinerja PMMP memang tidak begitu menggembirakan.
Dalam laporan keuangan yang disampaikan ke otoritas bursa pada awal november lalu, perusahaan membukukan kerugian sebesar US$15,26 juta atau Rp253,45 miliar (asumsi kurs Rp 16.609).
Kinerja keuangan ini berbanding terbalik dibanding periode sama pada 2023. Pasalnya, saat itu PMMP masih berhasil membukukan laba US$5,29 juta.
Dari sisi pendapatan PMMP Bahkan tercatat merosot 57,99 persen dari US$150,86 juta menjadi US$63,37 juta.
Sementara secara aset, total yang dimiliki oleh PMMP tercatat berada di posisi US$ 299,26 juta per 30 September 2024. Pada periode yang sama, liabilitas PMMP tercatat sebesar US$ 228,11 juta dengan ekuitas sebesar US$ 71,14 juta.
Pemutusan Hubungan Kerja 200 Karyawan
Kinerja buruk itu membuat nasib pekerja perusahaan terombang-ambing. Mengutip detik.com, PMMP Diberitakan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada 200 karyawannya di Situbondo.
Ketua Komisi IV DPRD Situbondo M. Faisol mengaku Sudah bersurat kepada manajemen PT PMMP untuk mencarikan solusi atas Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan perseroan kepada ratusan karyawannya.
Faisol menyebut ada dugaan perubahan nama yang dilakukan PMMP menjadi PT Landangan Makmur Situbondo (PT LMS), yang berlokasi di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan. Pada saat ini Bahkan, perseroan disebut belum Menyajikan haknya kepada 200 karyawan yang Sudah dikenai Pemutusan Hubungan Kerja.
“Kami ingin mengetahui penjelasan dari perusahaan karena ini soal hak-hak Mantan karyawannya. Yang jadi pertanyaan, kenapa tiba-tiba berubah nama PT PMMP menjadi PT LMS?” ungkap Faisol.
Isu ketenagakerjaan ini bukan pertama kali menerpa PMMP. Sesuai aturan catatan dalam laman BEI pada 28 Oktober 2024, perseroan mengaku Sudah menunggak kewajiban pembayaran gaji karyawan akibat menurunnya pendapatan operasional.
Manajemen PMMP Bahkan mengaku insiden ini tidak memengaruhi kelangsungan usaha dan harga saham perseroan.
“Ada beberapa karyawan Perseroan yang tertunda kewajibannya akibat menurunnya pendapatan operasional Perseroan selama beberapa bulan terakhir, Justru Perseroan berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pada seluruh karyawan Perseroan,” tulis manajemen PMMP 28 Oktober 2024.
(agt/dhf)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA