Jakarta, CNN Indonesia —
Elektabilitas Kepala Negara petahana Amerika Serikat, Joe Biden, turun setelah insiden penembakan kandidat Kepala Negara Donald Trump di Pennsylvania, Sabtu (13/7).
Mengikuti survei terbaru Reuters/Ipsos, Biden hanya memperoleh 41 persen suara, beda dua persen dari Trump yang Istimewa dengan 43 persen.
Reuters/Ipsos melakukan survei terhadap 992 warga AS pada 16 Juli, tiga hari usai insiden percobaan pembunuhan Trump. Survei ini memiliki Margin of Error (MoE) ±3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil serupa Bahkan terlihat dalam survei The Economist per 17 Juli. Biden tercatat mengantongi 43 persen, sementara Trump 46 persen. Ini menunjukkan Trump mulai memimpin tiga persen, di mana sebelumnya hanya sekitar 2 persen.
Insiden penembakan Trump saat kampanye di Pennsylvania pada 13 Juli lalu nyatanya cukup berdampak pada suara pemilih AS.
Warga AS sendiri mengaku khawatir dengan tindakan Tindak Kekerasan yang Berencana meningkat selama masa-masa pemilihan umum (Pemilihan Umum).
Pemilihan Umum Amerika Serikat bakal digelar pada 5 November mendatang. Partai Republik Pernah resmi mengumumkan kandidat Kepala Negara (capres) mereka Didefinisikan sebagai Donald Trump. Trump Berencana didampingi JD Vance sebagai kandidat wakil Kepala Negara.
Sementara itu, Partai Demokrat Sampai saat ini Saat ini Bahkan belum mengumumkan capres mereka. Demokrat baru Berencana menggelar konvensi nasional pada 19 Agustus mendatang.
Mereka Berencana mengumumkan pasangan capres dan cawapres resmi pada kesempatan itu.
Meski Pernah mengalami insiden buruk, Trump menegaskan tak Berencana mundur dari kontestasi Pemilihan Umum. Ia menyatakan bakal tetap maju pilpres dan melawan rivalnya Di masa depan dari Demokrat.
(blq/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA