Jakarta, CNN Indonesia —
Botox dan filler Merupakan dua jenis prosedur Pesona Diri yang banyak dilakukan orang. Keduanya kerap dilakukan untuk membuat kulit lebih kencang atau mempertegas garis wajah tanpa prosedur operasi.
Meski begitu, masih banyak orang yang ternyata belum bisa membedakan antara filler dan botox. Padahal, keduanya Merupakan prosedur yang berbeda.
Lantas, apa beda botox dan filler?
Dokter kulit dan kelamin di klinik Pesona Diri Dermalogia Arini Astasari Widodo mengatakan, filler dan botox memang berbeda. Berikut penjelasannya.
Beda botox dan filler
Filler merupakan prosedur Pesona Diri yang digunakan untuk mengembalikan volume kulit yang hilang akibat penuaan atau penurunan berat badan. Studi mengatakan bahwa filler mirip dengan asam hialuronant (HA) yang gunanya untuk mengembalikan volume dan Mengoptimalkan kontur serta simetri wajah.
“Individu yang lebih muda Bahkan sering menggunakan filler untuk Mengoptimalkan fitur wajah tertentu. Misalnya bibir, dagu, Sampai saat ini pipi guna mencapai penampilan yang lebih estetis,” kata Arini kepada CNNIndonesia.com, Minggu (7/7).
Penelitian menunjukkan bahwa filler HA dapat digunakan dengan Terbukti dan efektif untuk augmentasi bibir pada pasien yang lebih muda.
Bukan hanya untuk memperindah bentuk wajah, filler Bahkan bisa digunakan untuk mengobati bekas jerawat Sampai saat ini bekas luka atrofi lainnya dengan menambah volume dan menghaluskan permukaan kulit.
Sekalipun, filler tak bebas risiko. Arini mengatakan, filler bisa menyebabkan komplikasi berat Seandainya dibandingkan botox. Misalnya, teknik penyuntikan yang salah bisa menyebabkan okulasi vaskular. Kondisi ini bisa berujung pada kematian jaringan, kebutaan, Sampai saat ini stroke.
Bukan hanya itu, filler yang oleh tubuh dianggap sebagai zat asing Bahkan berisiko menyebabkan infeksi Seandainya teknik sterilisasi atau penyuntikannya tidak tepat.
“Memang filler ini umumnya Terbukti, tapi banyak studi menyebutkan bahwa filler memiliki risiko komplikasi berat yang lebih tinggi Seandainya dibandingkan dengan botox,” kata Ia.
Ilustrasi. Beda botox dan filler. (Istockphoto/YakobchukOlena)
|
Sementara botox merupakan prosedur Pesona Diri yang dilakukan untuk mengurangi kerutan dinamis yang disebabkan oleh gerakan otot. Misalnya, garis kerutan di ujung mata atau frown line, kerutan di sisi luar lipatan mata, Sampai saat ini garis di dahi.
Kata Arini, berbagai studi Bahkan mengatakan bahwa botox memiliki efektivitas yang cukup tinggi untuk mengurangi kerutan dinamis. Makanya, botox banyak dilakukan oleh kalangan dewasa Sampai saat ini Ke arah lansia.
Tapi, bukan berarti prosedur ini tidak bisa dilakukan mereka yang berusia muda. Banyak individu muda yang menggunakan botox sebagai langkah pencegahan demi menunda terbentuknya kerutan.
“Apalagi, botox Bahkan digunakan untuk berbagai kondisi medis. Misalnya hiperhidrosi atau keringat berlebihan, migrain, dan spastisitas otot (kontraksi otot terus-menerus) untuk perbaikan gejala secara signifikan,” katanya.
Sekalipun demikian, botox yang dilakukan sejak remaja bisa memicu risiko resistensi yang lebih besar saat dewasa. Hal ini terjadi akibat pembentukan antibodi netralisasi terhadap toksin botulinum.
“Risikonya Bahkan makin meningkat Seandainya individu melakukannya di usia sangat awal. Resistensi bisa lebih Mudah dan bisa mengurangi efektivitas perawatan Di kemudian hari. Akibatnya, pasien Mungkin sekali memerlukan dosis lebih tinggi setiap memulai botox seiring bertambahnya usia,” kata Ia.
Apalagi, prosedur botox Bahkan kerap memicu Sebanyaknya efek samping. Misalnya saja memar, pembengkakan, Sampai saat ini nyeri di tempat suntikan. Prosedur yang salah Bahkan bisa menyebabkan penurunan sementara di kelopak mata atau dikenal dengan sebutan ptosis.
“Meski jarang terjadi, botox Bahkan bisa menyebar di luar Tempat suntikan. Ini bisa menyebabkan kelamahan otot, kesulitan menelan, bahkan masalah pernapasan. Tapi yang paling jadi perhatian Merupakan risiko berkembangnya resistensi akibat dilakukan sejak usia sangat muda,” kata Ia.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA