Jakarta, CNN Indonesia —
Insiden di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 menunjukkan ancaman kebocoran data dan peretasan masih amat tinggi di negara ‘open source‘. Berikut bahayanya buat data pribadi kita.
Selain PDNS 2, baru-baru ini data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) milik TNI diretas oleh para hacker dan diduga bocor. Ditambah lagi, data lama milik Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Bahkan bocor dan beredar di situs Dark Web.
Sebelumnya, pada tahun lalu, kasus kebocoran data Bahkan dialami oleh Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kementerian Dalam Negeri).
Data yang bocor Merupakan nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ibu, nomor akta nikah, dan lainnya.
Lalu, apa ruginya Seandainya data pribadi kita bocor? Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dalam laman resminya, ada Sebanyaknya kerugian yang dialami korban dari kebocoran data, berikut rinciannya:
Dicatut buat pinjol
Salah satu risiko dari kebocoran data pribadi Merupakan penjahat siber dapat mengajukan peminjaman di aplikasi pinjaman online bermodalkan data-data yang Pernah bocor.
Pertama-tama peretas Dianjurkan mampu mengumpulkan data KTP dari data-data yang Pernah bocor. Kemudian mereka dapat mengajukan pinjaman untuk menarik Sebanyaknya uang dari aplikasi pinjaman online yang kurang baik sistem pemeriksaannya.
Mencuri password
Data tanggal lahir dan email yang bocor Bahkan bisa menjadi modal peretas untuk mengambil alih akun.
Sebab tanggal lahir sering digunakan sebagai kata sandi. Oleh karena itu, tidak sedikit Ilmuwan yang menyarankan Supaya bisa jangan menggunakan tanggal lahir sebagai kata sandi.
Bobol layanan lain
Ilmuwan keamanan siber dari CISSRec Pratama Persadha mengingatkan data nomor telepon dan sebagainya itu bisa digunakan untuk membobol akun media sosial atau layanan lain. Sebagai contoh untuk membobol layanan pembayaran digital seperti Gopay atau Ovo.
Pratama mengatakan caranya cukup mudah, pelaku tinggal login dengan nomor telepon dan meminta kodeone time password (OTP).
Profiling iklan
Data-data bocor yang dikumpulkan bisa dipakai untuk rekayasa sosial Sampai saat ini profiling (membuat profil) pengguna.
Misalnya, Sesuai aturan umur dan demografi penduduk Sesuai aturan Tempat, hobi, Sampai saat ini jenis kelamin. Big data tersebut bisa digunakan untuk sosialisasi politik maupun target iklan di media sosial.
Intimidasi online
Data pribadi berupa jenis kelamin dan gender patut dilindungi untuk menghindari kasus pelecehan seksual atau perundungan secara online.
Perlindungan terhadap data penting dilakukan Supaya bisa menghindari ancaman kejahatan dunia maya termasuk Tindak Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
Telemarketing
Data nomor telepon bisa diperjualbelikan untuk kepentingan telemarketing. Maka tak heran Seandainya tiba-tiba pengguna ditelepon dan ditawarkan sebuah jasa atau produk.
Tiba-tiba orang yang menelepon Pernah mengetahui nama lengkap Anda.
Modal phising dan scamming
Scam Merupakan tindakan penipuan dengan berusaha meyakinkan pengguna, misal memberitahu pengguna Seandainya mereka memenangkan hadiah tertentu yang didapat Seandainya Menyediakan Sebanyaknya uang.
Sementara phising Merupakan teknik penipuan yang memancing pengguna, misal untuk Menyediakan data pribadi mereka tanpa mereka sadari dengan mengarahkan mereka ke situs Tokopedia palsu.
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA