Jakarta, CNN Indonesia —
Ilmuwan mengungkap apa yang bakal terjadi Bila dua lubang hitam di alam semesta saling bertabrakan satu sama lain. Simak penjelasannya.
Paul Sutter, astrofisikawan di SUNY Stony Brook dan Flatiron Institute di New York, dalam sebuah tulisannya mengungkap tabrakan lubang hitam bakal menghasilkan energi dahsyat, melepaskan lebih banyak energi daripada semua bintang di alam semesta. Proses ini menciptakan gelombang gravitasi, menggabungkan dua lubang hitam menjadi satu.
Tabrakan lubang hitam merupakan peristiwa yang bisa dibilang spektakuler dan merupakan salah satu kejadian paling dahsyat di alam semesta.
“Ketika dua lubang hitam bertabrakan, mereka melepaskan energi yang lebih besar daripada semua bintang di seluruh alam semesta,” kata Sutter dalam tulisannya di Space, dikutip Jumat (25/10).
Justru, sebelum lubang hitam menyatu mereka Dianjurkan melewati serangkaian proses. Dua lubang hitam bisa saja terbentuk dari pasangan bintang biner atau Kemungkinan bertemu secara acak di ruang angkasa.
Sekalipun demikian, untuk bertabrakan mereka Dianjurkan mendekat satu sama lain. Hal ini berarti mereka Dianjurkan kehilangan banyak energi orbital terlebih Di masa lampau.
Menurut Sutter interaksi dengan lingkungan sekitar menjadi langkah pertama dalam pengurangan energi orbital. Gas dan debu yang tipis Setiap Saat mengambang di sekitar mereka dan bahkan Terkadang planet atau bintang ikut terlibat.
Objek-objek ini dapat mempercepat lubang hitam atau malah jatuh ke dalamnya. Justru demikian, keduanya tetap berdampak pada pengurangan energi sistem tersebut.
Ketika dua lubang hitam cukup dekat, gravitas mulai memainkan peran yang lebih besar. Saat mereka mengorbit satu sama lain, mereka mengaduk-aduk ruang dan waktu di sekitarnya.
Peristiwa ini menciptakan gelombang gravitasi bak riak di kolam air. Justru, gelombang gravitasi ini sangat lemah dan hanya mulai signifikan ketika kedua lubang hitam Pernah terjadi sangat berdekatan.
Di sini kemudian muncul “masalah parsec terakhir” dalam astrofisika. Simulasi menunjukkan bahwa interaksi gravitasi dengan lingkungan sekitar dapat membawa dua lubang hitam Sampai saat ini jarak sekitar satu parsec (sekitar 3,26 tahun cahaya) dari satu sama lain.
Justru, setelah jarak ini, tidak ada lagi benda yang cukup kuat untuk terus mengurangi energi mereka. Di sisi lain, pada jarak tersebut, gelombang gravitasi Bahkan masih terlalu lemah untuk menyatukan keduanya dalam waktu Unggul.
Meski “masalah parsec terakhir” ini belum terpecahkan, kita tahu bahwa suatu mekanisme Pada intinya memungkinkan lubang hitam untuk mendekat. Ketika jarak mereka semakin dekat, gelombang gravitasi mulai menguras energi lebih efektif dan dalam hitungan detik dua lubang hitam ini Berniat bertabrakan.
“Ketika Pernah terjadi sangat dekat, bentuk kedua lubang hitam mulai berubah karena saling menarik. Sekalipun mereka tidak memiliki permukaan yang jelas, batas luar mereka (yang disebut event horizon) mulai memanjang dan saling mendekat,” jelas Sutter.
“Event horizon ini merupakan batas di mana tidak ada yang bisa lolos, bahkan cahaya. Sayangnya, kita hanya bisa memahami tahapan ini melalui simulasi komputer canggih yang melacak evolusi event horizon,” lanjutnya.
Pada milidetik terakhir sebelum tabrakan, masing-masing lubang hitam mengeluarkan “tentakel” dari event horizon mereka Ke arah satu sama lain. Kedua tentakel ini bertemu dan membentuk jembatan kecil yang Pada intinya menyatukan dua event horizon, seperti dua gelembung sabun yang bertabrakan.
Ketika kedua lubang hitam Pada intinya menyatu, terbentuklah satu lubang hitam besar. Ajaibnya, lubang hitam yang baru terbentuk ini memiliki massa yang lebih kecil daripada jumlah massa kedua lubang hitam sebelumnya.
Sebagai contoh, saat peristiwa penggabungan yang terdeteksi oleh LIGO pada 2016, sebuah lubang hitam bermassa 36 kali massa matahari bertabrakan dengan lubang hitam lain bermassa 30 kali massa matahari. Justru, hasil akhir Merupakan lubang hitam baru yang hanya memiliki massa 63 kali massa matahari, kehilangan tiga kali massa matahari.
Massa yang hilang ini diubah menjadi energi dalam bentuk gelombang gravitasi. Proses ini Merupakan alasan mengapa setiap tabrakan lubang hitam menghasilkan pelepasan energi dalam jumlah besar yaitu sekitar 5 persen dari total massa mereka. Dalam skala kosmik, ini setara dengan mengubah tiga matahari menjadi energi murni.
Bagian yang paling misterius dari proses ini Merupakan apa yang terjadi di dalam lubang hitam yang baru terbentuk. Pusat dari lubang hitam, yang disebut singularitas, Merupakan titik dengan densitas tak terbatas. Tempat hukum fisika Di waktu ini gagal memahami apa yang Pada dasarnya terjadi.
Simulasi menunjukkan bahwa singularitas dari kedua lubang hitam Berniat saling mendekat, berputar sebentar, lalu menyatu. Tetapi apa yang terjadi dalam momen tersebut masih menjadi misteri.
[Gambas:Video CNN]
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA