Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku optimis dalam menangani Kesenjangan Ekonomi dan mencegah kelaparan di Indonesia.
Hal itu Ia sampaikan saat berpidato di Forum Politik Tingkat Tinggi (High Level Political Forum) di Markas Besar PBB, New York, Kamis (11/7).
“Kami percaya dengan bekerja sama, dunia Berencana menjadi tempat yang lebih baik untuk semua, inklusif tanpa Kesenjangan Ekonomi dan kelaparan. No one left behind,” kata Risma.
Ia pun membeberkan berbagai inisiatif yang Sudah diambil oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial dalam tiga tahun terakhir dengan melibatkan multi stakeholder, komunitas adat, komunitas agama, ikatan alumni, media sampai dengan aparat negara.
Risma Bahkan menekankan pentingnya data yang akurat dan pemanfaatan teknologi dalam program pengentasan Kesenjangan Ekonomi.
Risma menjelaskan Data (DTKS) di Indonesia diperbarui minimal sekali dalam tiap bulan oleh pemerintah daerah. Risma menganggap itu memudahkan untuk merancang solusi yang tepat, baik untuk mengurangi pengeluaran keluarga maupun Memanfaatkan pendapatan mereka.
Pasalnya, kata Risma, data yang akurat membuat penyaluran program pengetasan Kesenjangan Ekonomi lebih efektif dan efesien.
Lebih lanjut, Risma Bahkan mengungkapkan Pemerintah Indonesia Sudah meluncurkan program makan bagi kelompok rentan, seperti: Lanjut Usia tunggal dan Penyandang Disabilitas Tunggal.
Ditambah lagi, kata Ia, bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, dan anak Yatim Piatu (YAPI) Bahkan Sudah disalurkan setiap bulan melalui transfer tunai kepada keluarga miskin.
“Kami Pada Pada saat ini dapat Menyajikan program permakanan gratis bagi lansia dan penyandang Penyandang Disabilitas yang tinggal sendiri. Program ini didukung oleh kelompok masyarakat (pokmas) setempat yang memasak dan mengirimkan makanan kepada mereka setiap hari,” ujarnya.
Dalam bidang perumahan, Risma mengatakan Kemensos Menyajikan dua bentuk dukungan utama, yaitu rusun sewa Ekonomis (hanya Rp10 ribu per bulan) dan renovasi atau pembangunan rumah baru.
Pada Pada saat ini, Sudah terbangun 3 (tiga) rusun sewa Ekonomis dan hampir 16.000 rumah Sudah direnovasi atau dibangun kembali di seluruh Indonesia dalam tiga tahun terakhir.
Sementara dalam mengatasi masalah aksesibilitas di daerah perbatasan dan komunitas terpencil, Kemensos memanfaatkan teknologi sebagai
enabler.
“Seperti: Kendaraan Bus sekolah, kapal sekolah, sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik, sampai dengan pembelajaran melalui broadband learning center,” cap Ia.
“Upaya ini Bahkan mencakup penyediaan akses air bersih melalui mesin pengolah air (SWRO – Sea Water Reverse Osmosis) yang dijalankan dengan tenaga surya,” imbuhnya.
Risma menyampaikan Sudah lebih dari 28.775 Keluarga Sudah digraduasi dari Kesenjangan Ekonomi dan tidak lagi terdaftar sebagai penerima bantuan sosial. Hal itu efek dari program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Program tersebut Mendukung kewirausahaan Serta Menyediakan pelatihan vokasional berikut peluang kerja bagi penyandang Penyandang Disabilitas dan komunitas, termasuk di titik terluar Indonesia seperti Aceh di Barat, Siau di Utara, Skouw di Timur dan Rote Ndao di Selatan.
Selanjutnya, Kemensos Bahkan mengaku Sudah mendirikan lebih dari 648 lumbung sosial di seluruh Indonesia.
“Fasilitas ini dilengkapi dengan makanan siap saji, tenda, perahu, dan generator mini, berfungsi sebagai persiapan darurat Seandainya terjadi bencana dan kelaparan secara inklusif,” ucapnya.
(yla/DAL)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA