Jakarta, CNN Indonesia —
Penelitian dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Usaha Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengungkap pasar Kendaraan Pribadi bekas kian ramai ketimbang Kendaraan Pribadi baru.
Peneliti senior dari LPEM FEB UI Riyanto menjelaskan pasar Kendaraan Pribadi bekas naik hampir tiga kali lipat dari 500 ribu unit pada 2013 menjadi 1,4 juta unit pada 2023.
“Memang dari 2023 dibandingkan 2013 itu naik 3 kali lipat dari cuma 500.000 unit Pada Saat ini Bahkan Sebelumnya 1,4 juta jadi ini pergeseran ke Kendaraan Pribadi bekas,” kata Ia di kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (10/7).
Ia menjelaskan salah satu alasan peningkatan pasar Kendaraan Pribadi bekas karena menjadi pilihan masyarakat ketika peningkatan pendapatan per kapita di dalam negeri tak sebanding Fluktuasi Harga Kendaraan Pribadi baru.
Sesuai aturan riset pada responden yang Sebelumnya dilakukan, Riyanto, mengatakan 63 persen masyarakat di pulau Jawa membeli Kendaraan Pribadi bekas sepanjang 2023. Sementara di Sumatra tidak setinggi Jawa, Sekalipun pilihan Kendaraan Pribadi bekas dominan.
“Ini Kemungkinan karena market Kendaraan Pribadi bekas Jawa bisa dipengaruhi oleh harga Kendaraan Pribadi baru naik tapi bekas tersedia di pasaran cukup banyak dan harga relatif lebih rendah,” kata Ia.
Siklus beli Kendaraan Pribadi baru berubah
Di samping itu Riyanto Bahkan mengungkap ada perubahan kebiasaan masyarakat mengganti Kendaraan Pribadi baru yang semula lima tahun sekali Saat ini Bahkan menjadi 7 tahun.
Hal tersebut dikatakan Bahkan menjadi salah satu faktor perlambatan pasar Kendaraan Pribadi baru di Indonesia.
“Dulu 4-5 tahun ganti Kendaraan Pribadi, Pada Saat ini Bahkan 6-7 tahun baru ganti jadi karena agak lama, pasar agak lambat,” kata Ia.
Ia mengatakan lemasnya penjualan Kendaraan Pribadi baru disebabkan Sebanyaknya warga di Jabodetabek kerap memanfaatkan transportasi umum sebagai tulang punggung mobilitas.
Hasil riset dari LPEM FEB UI ini sejalan dengan laporan total piutang pembiayaan kendaraan bermotor per April 2024 yang diungkap Otoritas Jasa Keungan (OJK).
Kepala Eksekutif Pengawas Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman menjelaskan pembiayaan Kendaraan Pribadi bekas melesat ketimbang Kendaraan Pribadi baru.
Penyaluran pembiayaan pada Kendaraan Pribadi baru tercatat sebesar Rp150,69 triliun atau meningkat 10 persen year on year (yoy). Selanjutnya peringkat kedua disalurkan pada pembiayaan Kendaraan Pribadi bekas senilai Rp83,72 triliun atau meningkat signifikan sebesar 25,82 persen yoy.
“Penyaluran pembiayaan terbesar oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) justru disalurkan pada bidang otomotif, yaitu sebesar Rp398,64 triliun,” kata Agusman Juni lalu, dikutip dari Antara.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA