Jakarta, CNN Indonesia —
Pejabat top Hamas mengatakan mereka siap membicarakan perjanjian sandera dan akhir Pertempuran Gaza dengan Israel tanpa ‘gencatan senjata penuh dan permanen’.
Melunaknya sikap Hamas ini terjadi ketika ada mediasi baru yang dilakukan Amerika Serikat, Qatar dan Mesir. Proposal perundingan baru diajukan guna menghentikan Pertempuran yang Sebelumnya berlangsung selama sembilan bulan dan membebaskan sandera di pihak Hamas dan Israel.
“Hamas sebelumnya meminta Israel menyetujui gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen,” kata pejabat itu kepada AFP, Minggu (7/7).
“Langkah ini diabaikan, karena para mediator berjanji bahwa selama Perundingan tahanan berlanjut, gencatan senjata Berencana terus berlanjut,” ujar Ia lagi.
Israel sebelumnya sangat menentang tuntutan Hamas atas gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Sebelumnya menjadikan pembasmian Hamas dan pengembalian semua sandera sebagai tujuan utama kampanye militer Israel yang meluncur usai serangan 7 Oktober 2023.
Pada 31 Mei lalu Kepala Negara AS Joe Biden Pernah mengurai proposal gencatan senjata, yang menurut Ia diusulkan Israel dan menjanjikan ‘peta jalan Ke arah gencatan senjata awet dan pembebasan semua sandera’.
Seorang negosiator Israel Pernah pergi ke Doha untuk membicarakan dengan para mediator lain pada Jumat (6/7). Israel mengatakan masih ada ‘celah’ dalam proposal tandingan yang dibuat Hamas Berbeda dari mengatakan perundingan Berencana dilakukan lagi pada pekan ini.
Seorang pejabat Israel yang mengetahui tentang perundingan pekan ini mengatakan Direktur CIA William Burns Bahkan Berencana berangkat ke Doha.
Bila Perundingan pekan ini dimulai, Hamas memperkirakan bakal memakan waktu antara dua sampai tiga pekan.
Biden menjelaskan proposal dari Israel isinya mengajukan gencatan senjata selama enam pekan pertama dengan penarikan tentara dari wilayah berpenduduk di Jalur Gaza dan pembebasan awal tahanan Palestina dengan imbalan sebagian sandera yang ditangkap Hamas pada 7 Oktober.
Hamas Pada Saat ini Bahkan menyandera 251 orang menurut pernyataan Israel. Sebanyak 116 sandera masih berada di Gaza sedangkan 42 orang diyakini Pernah tewas.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA