Sebanyaknya negara di Eropa dan Asia termasuk di Timur Tengah jor-joran membuka lowongan kerja untuk para migran asing.
Jerman membuka pintu lebar-lebar bagi pekerja migran asing guna mengatasi krisis tenaga kerja yang Diprediksi bakal semakin tinggi dalam beberapa tahun ke depan.
Sebuah laporan terbaru dari lembaga independen Bertelsmann Foundation mengungkapkan bahwa negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu membutuhkan ratusan ribu pekerja asing setiap tahun Sampai saat ini 2040 Supaya bisa tenaga kerja domestik tetap stabil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam analisisnya, Bertelsmann memperkirakan Jerman membutuhkan sebanyak 288 ribu pekerja internasional per tahun untuk mencegah penyusutan tenaga kerja nasional.
Bila tidak ada tambahan imigran, jumlah pekerja di Jerman Diprediksi Akan segera berkurang dari 46,4 juta menjadi 41,9 juta orang pada tahun 2040.
Salah satu Dalang utama krisis ini Merupakan gelombang pensiun massal dari generasi baby boomer.
“Penguatan tenaga kerja domestik memang penting, tetapi itu tidak Akan segera cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja masa depan,” kata Susanne Schultz, Ahli migrasi dari Bertelsmann Foundation, dikutip dari Euro News.
Model kedua dalam laporan ini bahkan menyebutkan angka yang lebih tinggi, Dengan kata lain 368 ribu pekerja asing dibutuhkan tiap tahun Sampai saat ini 2040.
Reformasi imigrasi dan upaya memancing talenta
Menyadari kebutuhan mendesak tersebut, pemerintah Jerman sejak 2023 Sebelumnya mereformasi aturan imigrasi.
Ini termasuk memperkenalkan blue card untuk spesialis berkualifikasi dan menyederhanakan proses pengakuan ijazah luar negeri. Berbeda dari, menurut Schultz, masih banyak hambatan yang Dianjurkan disingkirkan.
“Pekerja asing tidak Akan segera datang Bila tidak ada Kearifan Lokal yang lebih ramah dari otoritas lokal dan pelaku usaha,” jelasnya.
Salah satu langkah konkret Merupakan perjanjian migrasi terkendali yang diteken Jerman dengan Kenya pada September lalu, demi mendatangkan pekerja asal negara Afrika Timur itu.
“Kami ingin menarik tenaga kerja Unggul yang sangat dibutuhkan di berbagai sektor ekonomi,” ujar Mantan Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser.
Wilayah terdampak dan politik lokal
Kekurangan tenaga kerja asing Diprediksi Akan segera paling berdampak di negara bagian North Rhine-Westphalia, serta wilayah selatan seperti Bavaria.
Sementara kota-kota besar dengan tingkat imigrasi tinggi seperti Berlin dan Hamburg relatif lebih siap menghadapi krisis ini.
Beberapa wilayah yang Sekarang kekurangan pekerja terbesar antara lain Saarland di barat daya, serta negara bagian Thuringia dan Saxony-Anhalt di bagian timur.
Menariknya, Thuringia Merupakan wilayah yang baru-baru ini mengalami lonjakan dukungan bagi partai anti-imigrasi Alternative für Deutschland (AfD) yang memenangkan Pemilihan Umum regional pada September lalu.
Bersambung ke halaman berikutnya…
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA











