Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merinci 4 produk pertanian yang bakal dibeli dari Amerika Serikat (AS) senilai US$4,5 miliar alias Rp73,32 triliun (asumsi kurs Rp16.294 per Mata Uang Amerika AS).
Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan Sebelumnya ada nota kesepahaman (MoU) terkait Produk Impor produk pertanian tersebut.
Komitmen Produk Ekspor ini merupakan bagian dari kesepakatan RI-AS Sampai saat ini Kepala Negara AS Donald Trump menurunkan tarif Produk Impor bagi Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kan Sebelumnya disepakati, soybeans (kacang kedelai), soybeans meal (bungkil kedelai), wheat (gandum), kemudian cotton (kapas). Sekalipun besarannya beda-beda ya dan itu Pada dasarnya Bahkan bagian dari kebutuhan untuk ketahanan pangan kita,” kata Susi selepas Salat Jumat di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (18/7).
Ia menegaskan 4 Barang Dagangan pertanian itu dibeli dari uang swasta. Pembelian tersebut dilakukan dengan skema business to business (B2B).
Susi Bahkan menjelaskan tak ada tambahan dana untuk kebutuhan Produk Impor pangan, apalagi sampai rela mengeluarkan uang baru Rp73,32 triliun. Produk Impor produk pertanian itu diklaim sebagai realokasi.
“Mulai dari FKS Group untuk yang soybeans, Cargill yang soybeans meal, kemudian asosiasi tekstil untuk kapas. Jadi, pemerintah hanya ngajak bersama-sama ke sana (AS) dan sektor swasta Ingin Membantu situasi ini,” ujarnya.
“Jadi, bukan ‘Wah Wajib ngeluarin US$4,5 billion’, enggak ada yang keluar! Itu hanya alokasi dari kebutuhan demand (produk pertanian) di Indonesia yang direalokasi ke sana,” sambungnya.
Terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjamin klausul atau kewajiban Produk Impor produk pertanian dari AS tak Berniat mengganggu program swasembada pangan Indonesia.
Amran Bahkan menyebut penurunan tarif justru membuat Indonesia mampu menjaga pasar Produk Ekspor Indonesia di Negeri Paman Sam. Bahkan, ada peluang ekspansi Produk Ekspor crude palm oil (CPO) ke AS.
“Itu (Barang Dagangan pangan yang Berniat diimpor dari AS) gandum. Itu yang paling besar,” kata Amran usai Kagama Leaders Forum di Kantor RRI, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).
“Saya kira enggak (tidak mengganggu swasembada pangan), gak masalah. Apa sih di antaranya? Yang kita biasa Produk Impor kan jagung, tetapi contoh salah satu jagung ya. Itu kalau kita cukup, kan tidak Produk Impor, ya kan? Kan ada rekomendasi dari (Kementerian) Pertanian. Itu enggak masalah. Ini Merupakan posisi yang sangat baik,” sambungnya.
(skt/pta)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA